Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tempat Wisata Gunung Bromo Jawa Timur

Wisata Gunung Bromo terletak di Jawa Timur ini memang mengundang banyak wisatawan sebab keindahan pemandangan alam dari ketinggian pegunungan, nama Gunung Bromo sendiri diambil dari salah satu ilahi utama dalam agama Hindu ialah Brahma, gunung ini memiliki ketinggian 2329 meter di atas permukaan air maritim.

Status Gunung Bromo masih aktif menciptakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, hamparan gunung nan indah dikelilingi awan putih menciptakan mata tak jenuh untuk memandang, wisata Gunung Bromo sangat ramai dikunjungi wisatawan khususnya pada hari libur.

Dari Gunung Bromo kita bisa melihat indahnya matahari terbit dari ketinggian 2.780  meter di atas permukaan air bahari dihiasi indahnya hamparan pegunungan mirip negeri di atas awan. Tidak sedikit wisatawan ingin mengabadikan momen indah ini, dari atap penanjakan wisatawan mampu melihat indahnya gunung semeru yang mengeluarkan asap yang dibarengi dengan naiknya matahari memberikan cahaya keindahan di Wisata Gunung Bromo ini.

Wisata Gunung Bromo

Tempat Wisata Gunung Bromo Jawa Timur

Wisata Gunung Bromo populer akan budaya-nya salah satunya ekspo Yadnya Kasada atau Kasodo yang dilakukan setahun sekali, ketika program festifal ini berlangsung tidak sedikit wisatawan datang hanya untuk menikmati bazar tersebut, tidak heran jika pada hari tersebut dipenuhi para wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Festival Yadnya Kasada atau Kasodo dilakukan dengan menunjukkan persembahan berupa hewan sembelihan, sayuran dan uang yang dibuang di Kawah Gunung Bromo sebagai simbol rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.


Sejarah Gunung Bromo

Sejarah gunung bromo dimulai saat pada era Kerajaan Majapahit, pada kala itu terjadi penyerangan besar-besaran yang menimbulkan masyarakat diharuskan berpindah dari kampung halaman hingga risikonya mereka mengungsi di 2 daerah, satu di pulau bali dan sebagian di lereng Gunung Bromo, ini menjadi cikal bakal agama yang banyak di anut di dua daerah tersebut.

Nama “Tengger” dipercaya tiba dari Legenda Roro Anteng serta Joko Seger. “Teng” ialah akhiran nama Roro An-“teng” serta “ger” ialah akhiran nama dari Joko Se-“ger” serta Gunung Bromo juga diakui juga sebagai gunung suci. Orang-orang Hindu menyebutnya dengan nama Gunung Brahma. Sedang orang Jawa menyebutnya Gunung Bromo.


Penanjakan Gunung Bromo

penanjakan gunung bromo

Penanjakan ini merupakan salah satu tempat favorit wisata Gunung Bromo, dari sini kita mampu melihat indahnya deretan pegunungan yang luas yang dibalut oleh awan indah, selain itu dari penanjakan Gunung Bromo ini kita mampu melihat indahnya matahari terbit dengan balutan cahaya keemasan, sangat cocok untuk fotografi.

Berangkat ke penanjakan harus di pagi hari sekitar jam 03.00 pagi untuk dapat menyaksikan indahnya matahari terbit dari penanjakan Gunung Bromo, berangkat lebih pagi diharapkan semoga tidak ketinggalan menikmati matahari terbit dan juga mencari daerah yang sesuai agar tidak diduduki oleh wisatawan lain yang lebih pagi.


Pasir Berbisik

Pasir berbisik gunung bromo

Pasir berbisik juga salah satu destinasi wisata Gunung Bromo, pasir bersisik diambil dari keadaan tempatnya ialah berupa hamparan pasir yang luas dan indah, kawasan ini menjadi terkenal sebab pernah menjadi lokasi film pasir berbisik yang dibintangi oleh Sastro Wardoyo. Ditengah-tengah pasir yang luas ini terdapat tempat sembayang masyarakat Suku Tengger.


Bukit Teletubies Gunung Bromo

bukit teletubies gunung bromo

Bukit teletubies gunung bromo juga salah satu destinasi wisata Gunung Bromo, hamparan padang indah nan hijau tumbuh rumput ibarat bukit teletubies dikelilingi formasi perbukitan menciptakan kawasan ini ramai dikunjungi wisatawan khususnya untuk berfoto ria.

Hamparan padang savana bukit teletubies Gunung Bromo seakan karpet higienis sejuk hijau di letakan diantara perbukitan menciptakan mata takjub akan keindahannya.


Wisata Agro Kebun Strawberry

Tidak hanya pemandangan alam di wisata Gunung Bromo, anda juga mampu menikmati segarnya buah strawberry yang langsung dipetik dari pohonnya, masyarakat percaya jika strawberry yang tumbuh di Gunung Bromo ini memiliki ciri khas tersendiri, rasa legit dan warna merah merona menjadi ciri khas buah tersebut.

Tidak hanya wisata alam dan budaya juga wisata agro banyak dikunjungi wisatawan alasannya adalah banyak diantara mereka belum pernah merasakan sensasi memetik buah secara eksklusif kemudian mereka nikmati, sungguh pengalaman yang luar biasa.


Wisata Budaya Gunung Bromo

Masyarakat Tengger yang hidup di gunung Bromo memiliki wisata budaya yang dilakukan setiap tahun sekali menjadi program rutin dan ramai dikunjungi oleh wisatawan. Pada hari ke 14 bazar Hindu Yadnya Kasada masyarakat sering membawa sesaji berupa ternak, buah, sayuran dan yang lain yang dibawa ke puncak Gunung Bromo sebagai tanda rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Asal permintaan dari ritual ini tiba dari legenda pada abad ke-15 dimana ada seseorang putri berjulukan Roro Anteng serta suaminya, Joko Seger. Pasangan ini awalannya tak mempunyai keturunan serta karenanya pasangan ini memohon perlindungan pada beberapa dewa gunung.

Beberapa yang kuasa Gunung kemudian memberi mereka 24 anak walau demikian, nyatanya diberikan 25 anak, yang paling selesai bernama Jaya Kusuma, serta dalam komitmen pasangan itu dengan beberapa ilahi, pasangan itu mesti melemparkan anaknya yang ke 25 ke gunung berapi juga sebagai korban.

festival Hindu Yadnya Kasada Gunung Bromo

Lalu harapan dari tuhan Gunung juga dikerjakan. Sesudah Jaya Kusuma menceburkan diri ke kawah Gunung, dia meminta pada orang-orang Tengger supaya menceburkan hasil ladang ke kawah tiap-tiap tanggal 14 bln. kasadha, Kebiasaan melemparkan hasil ladang ke gunung berapi untuk menentramkan beberapa tuhan-tuhan kuno ini lalu berlanjut hingga sekarang ini serta dimaksud dengan upacara Yadnya Kasada.

Walau beresiko, sebagian warga mengambil kemungkinan naik turun ke kawah gunung itu, dalam usaha untuk membawa barang yang dikorbankan itu dipercayai mampu membawa keberuntungan buat mereka.

Pada padang pasir ada suatu candi Hindu yang dimaksud dengan nama Pura Mulia Poten. Candi itu memegang makna utama untuk orang-orang Tengger yang menyebar di desa-desa pegunungan, seperti Argosari, Ngadisari, Ngadas, Wonokitri, Ranu Prani, Ledok Ombo serta Wonokerso.

Candi ini jadi daerah paling utama dalam upacara Yadnya Kasada tahunan dan juga wisata Gunung Bromo yang berjalan lebih kurang kala waktu sebulan. Pada hari ke-14, umumnya orang-orang Tengger bakal berkumpul di Pura Mulia Poten ini untuk meminta barokah dari Ida Sang Hyang Widi Wasa serta penguasa Mahameru (Gunung Semeru).

Lalu bermacam-macam jenis hasil dari selama pinggir kawah Gunung Bromo jadi sesaji yang bakal dilemparkan ke kawah. Ketidaksamaan yang menonjol pada candi di Bromo ini serta candi yang ada di Bali yaitu type materi kerikil serta materi bangunan.

Pura Mulia Poten yang ada di Bromo memakai watu hitam alami yang datang dari gunung api di dekatnya, sesaat candi di Bali beberapa besar terbuat dari material batu bata merah. Dalam pura ini, ada banyak bangunan serta kandang sesuai didalam komposisi zona mandala.

Masih banyak wisata Gunung Bromo yang muncul seiring berubahnya alam dengan keindahan yang memukau kita wajib melestarikan alam ini demi anak cucu kita.