Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Taman Nasional Lorentz, Dari Gunung Tertinggi Hingga 9 Masyarakat Adat

Taman Nasional Lorentz ialah satu lagi bukti betapa kayanya Negara Kita, Indonesia. Area yangmasukdalam wilayah Situs Warisan Dunia ini merupakan 1 dari 3 wilayah Khatulistiwa yang mempunyai Salju Abadi. Belum lagi kalau dihitung keunikan alam, satwa, flora, bahkan budaya masyarakatnya.

Area Seluas 2.4 juta hektar ini, selain mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi, terdapat pula beberapa keunikan taman ini, Salah satu yang paling terkenal tentu saja gletser di Puncak Jaya. Juga ada sungai unik yang tidak mempunyai muara. Sungai itu menghilang beberapa kilometer ke dalam tanah di sebuah lembah berjulukan Lembah Baliem.

Kekayaan tanaman dan fauna, gunung, lembah, dan dan hutan yang masih belum terjamah oleh banyak wisatawan, menciptakan keindahan Taman Nasional ini mampu dikatakan tiada duanya di dunia.

Kawasan ini juga mempunyai danau tertinggi di Indonesia, yaitu Danau Habema.  Danau ini berada di tempat Taman Nasional Lorentz, dengan luas danau kurang lebih 224,35 hektar dengan keliling 9,79 kilometer.

Kebudayaan yang unik di disini, tentu saja ialah suku suku nya yang masih mempraktekkan cara hidup sama mirip leluhur mereka ribuan tahun kemudian. Salah satu tradisi yang unik yakni pembuatan mumi. Berbeda dengan mumi dari kawasan-daerah lain, mumi di sini diawetkan dalam posisi tubuh jongkok dengan lutut ditekuk.

Sejarah Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz
foto by instagram.com/lorentznationalpark/

Sejarah TN Lorentz ternyata cukup panjang. Dilansir dari situs resmi TN Lorentz, cikal bakal penamaan kawasan TN Lorentz yakni dari ekspedisi yang dipimpin oleh Dr. H. A. Lorentz, seorang Belanda pada 1909.

Satu dasawarsa kemudian, TN Lorentz mulai diakui secara resmi dengan ditetapkannya Monumen Alam Lorentz pada kurun Hindia Belanda.

Kemudian pada tahun 1978, pemerintah Indonesia menetapkan TN Lorentz sebagai Cagar Alam (Strict Nature Reserve). Hal itu berlanjut pada 1999 dengan didaftarkannnya TN Lorentz sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site).

Akhirnya pada 2003 Taman Lorentz ditetapkan menjadi Taman Warisan ASEAN (ASEAN Heritage Parks) melalui ASEAN Declaration on Heritage Parks.

Simak juga: Pantai di Jayapura Terindah


Lokasi Taman Nasional Lorentz

Kawasan Taman Nasional (TN) Lorentz terletak di bagian Tengah-Selatan Papua dan membentang sekitar 2,4 juta hektar atau setara 25.056 kilometer persegi.  Dengan luas tersebut TN Lorentz menjadi taman nasional terluas di Asia Tenggara.

Saking luasnya, TN Lorentz termasuk ke dalam 10 Kabupaten di Provinsi Papua ialah Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Lanny Jaya, Kabupaten Jaya Wijaya, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Ndua, dan Kabupaten Asmat.

Kawasan ini membentang di sepanjang gletser khatulistiwa di jajaran pegunungan tinggi Asia Tenggara.


Cara ke Taman Lorentz

Tak dimungkiri untuk menyambangi Taman Nasional Lorentz memang butuh kocek yang tebal. Taman Nasional yang mendapatkan namanya dari penjelajah asal Belanda, Hendrikus Lorentz, ini mampu di capai dari Wamena, Biak, Jayapura, dan Timika.

Sejauh ini hanya ada tiga maskapai yang membuka penerbangan ke Papua—Lion Air, Wings Air, dan Batik Air—dengan kisaran harga tiket one way antara 3 – 4 jutaan. Waktu terbaik untuk berkunjung yaitu antara bulan Agustus dan Desember.

Perjalanan Selanjutnya harus menggunakan penerbangan perintis dari kota Timika ke bagian Utara. Perjalanan dilanjutkan menggunakan kapal maritim ke bagian selatan melalui Pelabuhan Sawa Erma dan dilanjutkan melewati jalan setapak.

Setelah hingga di kota Wamena bab selatan kawasan dilanjutkan dengan kendaraan mobil menuju Danau Habema. Lalu perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Puncak Trikora.


Jam Buka Taman Nasional Lorentz

Karena lokasi ini yaitu Hutan yang sangat luas dan terbuka, maka tidak ada ketentuan soal jam operasional. Lokasi ini buka sepanjang tahun.

Namun jika ingin berkunjung ke sana, waktu terbaik antara bulan Agustus hingga Desember. Di sana pelancong bisa mengamati burung di Danau Habbema di dataran tinggi Habema Valley atau mengunjungi desa-desa Asmat, di mana pelancong mampu bertemu dengan suku orisinil Agats yang populer dengan tabrakan kayu mereka.

Simak juga: Wisata di Jayapura


Fasilitas Taman Nasional Lorentz

Sebagai tempat “perawan” yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, Taman Nasional Lorentz masih belum terjamah manusia sehingga fasilitas dan sarana untuk pengunjung masih sangat terbatas.

Bahkan, masih terdapat objek wisata yang masih belum diidentifikasi dan dikembangkan oleh pengelola setempat.


Daya Tarik Taman Nasional Lorentz

Keanekaragaman ekosiistem

Menjadi kawasan lindung terbesar di Asia Tenggara, suaka alam yang masif ini membentang lebih dari 9.600 mil persegi (sekitar 24.864 kilometer persegi), tepat di persimpangan dua lempeng benua yang bertabrakan.

Taman Nasional Lorentz berisi beberapa ekosistem, termasuk padang rumput, rawa-rawa, pantai lautan, hutan hujan, dan pegunungan alpine yang diatapi oleh gletser tropis yang cukup langka. Gunung yang paling populer bernama Puncak Jaya, yang juga merupakan puncak tertinggi di Asia Tenggara.

Terkenal alasannya keanekaragaman hayati, aneka macam iklimnya yaitu rumah bagi banyak binatang, termasuk kanguru pohon dan harimau. Banyak juga spesies burung langka yang bermukim di sana, salah satunya burung beo Pesquet yang pernah dijadikan Doodle Google.

Jenis-jenis satwa yang sudah diidentifikasi di sana adalah 630 jenis burung, dengan kurang lebih 70% burung yang ada di Papua dan sejumlah 123 jenis mamalia.

Jenis burung yang menjadi ciri khas taman nasional ini ada dua jenis kasuari, empat megapoda, 31 jenis merpati, 30 jenis kakatua, 13 jenis burung udang, 29 jenis burung madu, dan 20 jenis endemik di antaranya cendrawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) dan puyuh salju (Anurophasis monorthonyx).

Satwa mamalia tercatat antara lain babi duri moncong panjang (Zaglossus bruijnii), babi duri moncong pendek (Tachyglossus aculeatus), 4 jenis kuskus, walabi, kucing hutan, dan kanguru pohon. Ada juga pencilan seperti echidna, dan mamalia trenggiling berduri.


Salju Abadi di Gunung Puncak Jaya

Di seluruh dunia, hanya ada 3 lokasi di Katulistiwa yang mempunyai Salju kekal. Tentu saja semuanya yaitu gunung gunung tinggi. Salah satunya ada di Indonesia, yakni di Taman Nasional Lorentz ini, tepatnya di Puncak Jaya.

Puncak ini merupakan salah satu dari 7 puncak tertinggi (Seven Summits) di dunia dengan ketinggian 4.884 meter. Di sini merupakan lokasi gletser Carstenz, satu-satunya getser tropika di Indonesia. Dalam dialek lokal, puncak ini juga dikenal dengan Nemangkawi Ninggok atau Puncak Panah Putih.

Namun, ini bukan sembarang gunung yang bisa didaki dengan mudah. Yang terang pendaki butuh pengalaman mumpuni dan izin untuk mampu menaiki puncaknya. Jika ingin mendaki, sangat disarankan untuk menyewa pinjaman porter untuk mencapai puncaknya.

Untuk berita perizinan, pendaki mampu menghubungi Balai Taman Nasional Lorentz, Jalan Raya Abepura, Kotaraja, Jayapura, Papua Barat.


Suku Asli Papua

Taman Nasional Lorentz juga rumah bagi beberapa kelompok etnis masyarakat di Papua yang semuanya hidup sesuai tradisi semenjak ribuan tahun yang lalu. Sejauh ini telah diidentifikasi sembilan kelompok suku pedalaman yang tinggal di dalam wilayah Taman Nasional Lorentz.

Suku-Suku itu termasuk Suku Nduga, Dani, Dani Barat/Lani, Amungme, Sempan, Moni, Somahai, Komoro, dan Asmat (yang populer dengan kerajinan tabrakan kayu yang telah mendunia). Selain itu, diduga masih banyak lagi suku yang tinggal di wilayah pedalaman Taman Nasional Lorentz.

Jika ingin lebih gampang mengenali kultur suku-suku asli Papua ini, kunjungi Festival Lembah Baliem yang diadakan tiap bulan Agustus. Atraksi utama pameran yang telah diadakan semenjak 1989 ini adalah simulasi tradisi perang antarsuku yang melibatkan suku Dani, Lani, dan Yali.


Danau Habema

Pemandangan yang begitu indah, megah dan sangat mempesona akan menyambut pengunjung saat tiba di Danau Habema. Hamparan padang rumput di sekitar danau dan flora endemik Papua seperti rumah semut atau anggrek hitam menciptakan terpana menikmati alam indah Papua.

Nama orisinil Danau Habema bantu-membantu yakni Yuginopa. Sedangkan nama Habema diambil dari nama seorang perwira Belanda, ialah Letnan Habema yang ikut mengawal tim ekpedisi ke puncak Ettiakup. Ettiakup adalah nama puncak Trikora pada tahun 1909.

Luas danau ini kurang lebih sekitar 224,35 hektar dengan keliling 9,79 kilometer dan berada di kawasan Taman Nasional Lorentz Papua. Dari tepi danau, pengunjung mampu melihat pribadi Puncak Wilhelmina menjulang tinggi di depan mata. Di Puncak Wihelmina itulah salju khatulistiwa berada.

Danau Habema disebut sebagai “danau di atas awan” karena berada di ketinggian 3.225 meter di atas permukaan maritim. Selain disebut debagai danau di atas awan, letak Danau indah ini juga menjadikan danau ini sebagai danau tertinggi di Indonesia.

Simak juga: Papua yang Indah


Objek Wisata Dekat Taman Nasional Lorentz

Selain Taman nasional di pegunungan tertinggi di Indonesia, Papua juga punya taman nasional yang wilayah nya mencakup perairan. Itu adalah Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

Taman Nasional teluk cenderawasih memiliki beberapa ekosistem seperti terumbu karang kurang lebih 5,5% yang mampu memukau mata, Pantai-pantai manis seluas 0,9%, Mangrove dan hutan Tropika serta pulau-pulau yang berjumlah 3,8%. Dan selebihnya adalah perairan lautan seluas 89,8%.

Dari angka nagka itu, tentu sudah bisa dibayangkan betapa indah kawasan ini. Dengan total luas wilayah yang mencapai 1.453.500 ha.

Secara keseluruhan Taman Nasional Lorentz ini bisa benar-benar berkembang menjadi menjadi icon wisata Papua. Gabungan konsep yang unik, antara wisata alam, wisata pendidikan, wisata pendakian, dan wisata Budaya. Sangat baiklah banget, menciptakan pengunjung tidka pernah kehabisan objek.