Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Curug Citambur, Harta Tersembunyi di Balik Gunung Lemo Ciwidey

Curug Citambur mengalir dari ketinggian tebing mencapai 100 meter. Alirannya memiliki beberapa undakan, namun didominasi oleh undakan tertinggi yang mempunyai debit air paling besar. Letaknya diapit oleh dua sisi tebing yang dihiasi hamparan rumput dan aneka vegetasi liar.

Curug memiliki tiga tingkatan curug, yakni 12 meter, 116 meter dan 2 meter.   Terletak pada ketinggian 1.400 mdpl mengakibatkan airnya sangat hambar dan selalu diliputi kabut tipis.  Suara jatuhan airnya sangat keras bergemuruh.

Di tepi tebing terdapat kerikil mencuat yang sering dijadikan kawasan untuk berfoto, namun mengingat kondisi yang selalu basah dan topan yang bisa datang-tiba berhembus disarankan untuk mencari lokasi berfoto lain yang lebih aman.

Mungkin pantas jikalau mengibaratkan penderasan ini sebagai “harta tersembunyi”. Air terjun ini berada di balik tebing Gunung Lemo. Gunung Lemo ialah gunung yang terbentang dari Rancabali sampai Pasirkuda dalam bentuk menyerupai abjad L.

Lokasi Curug Citambur

Curug Citambur, Harta Tersembunyi di Balik Gunung Lemo Ciwidey
Image By http://explorecianjur.blogspot.com/

Curug Citambur terletak di Desa Karang Jaya, Kecamatan Pagelaran, Cianjur Selatan. Dari Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung jaraknya kira-kira 40 kilometer ke arah selatan.

Sebenarnya akses menuju Citambur tak terlalu sulit. Hanya, lokasinya memang cukup jauh dari jalan utama.  Namun, jangan khawatir alasannya adalah sepanjang perjalanan pengunjung akan dihibur oleh perkebunan teh nan hijau.


Rute Menuju Curug Citambur

Untuk menuju Citambur, dari Bandung, ambil arah menuju Kecamatan Ciwidey.  Setiba di Perkebunan Teh Rancabali ambil jalur yang ke kanan menuju ke perkebunan teh Sinumbra. Dari sini melalui Desa Cipelah Kecamatan Rancabali selanjutnya Desa Karang Jaya dimana Curug Citambur berada.

Perjalanan dari perkebunan Sinumbra menuju ke Desa Karang Jaya membutuhkan waktu kira-kira satu setengah jam dengan kendaraan bermotor. Kondisi jalan yang dilalui menuju lokasi gerojokan itu mampu dikatakan cukup baik.  Meskipun terdapat  beberapa bagian jalan yang berbatu dan berlubang.

Selanjutnya, cari Kantor Desa Karang Jaya alasannya gerbang masuk Curug sempurna berada di depan kantor desa tersebut.  Beberapa meter dari gerbang masuk, Anda akan pribadi disambut oleh Situ Rawasuro.

Bila melalui Puncak, maka masuk ke Tol Jagorawi dan keluar di gerbang Ciawi. Selanjutnya melewati jalur puncak sampai ke pertigaan tugu Cianjur Jago lalu putar balik menuju terminal Pasir Hayam. Belok kiri ke arah Cibeber sampai Kota Kecamatan Pagelaran.

Melewati Desa Pusaka Jaya sampai ke Desa Karang Jaya.  Total waktu yang dihabiskan sekitar 8 jam termasuk istirahat dan makan.


Jam Buka Curug Citambur

Lokasi wisata curug Citambur ini terbuka 24 jam sehari, 7 hari sepekan.

Namun demikian, tidak disarankan untuk berkunjung saat matahari telah karam. Mengingat ini adalah wisata alam terbuka, yang tentu kewaspadaan akan keselamatan harus tetap diperhatikan.


Tiket Curug Citambur

Harga tiket masuk Curug Citambur tergolong murah dan terjangkau. Namun, harga tiket ini belum termasuk biaya foto di spot yang tersedia.

Tiket masuk dipatok seharga Rp 15.000. Ini ditambah lagi dengan tiket parkir Motor Rp 2.000 dan Mobil Rp 5.000. Sedangkan biaya spot foto, dipatok Rp 5.000.


Fasilitas Curug Citambur

Sebagai objek wisata, Curug Citambur sudah dilengkapi sejumlah fasilitas yang memadai. Lahan parkir, toilet, serta mushola sudah tersedia di sini. Pengunjung juga tidak perlu takut kelaparan alasannya ada beberapa warung dan kios yang bangun tak jauh dari area curug.


Daya Tarik Curug Citambur

    Pesona Curug

Tinggi curug ini mencapai 130 meter. Di bagian bawah air terjun terdapat semacam bak alam kawasan curahan air yang jatuh dari ketinggian. Tingginya daerah jatuh air Curug Citambur itu menciptakan volume air jatuhan curug tersebut begitu besar.

Volume air jatuhan yang cukup besar itu menciptakan tak ada yang berani mandi atau berenang di bawah air jatuhannya. Sebab, badan akan terasa sakit sekali jika tertimpa air jatuhan yang menimpa tubuh dengan volume sangat besar.

Tetapi, terlepas dari ketiadaan orang yang mau mandi di bawah gerojokan itu, Curug Citambur tetap memberikan pesona yang indah dan manis, sehingga seru untuk dijadikan tempat berlibur.  Panorama Curug Citambur begitu alami dan indah natural.

Suasana dan udaranya juga menyejukkan, sebab dikelilingi hamparan sawah dan perkebunan teh. Cocok untuk warga kota yang ingin mencari suasana bernuansa alam nan asri. Panorama indah di sekitar Curug Citambur dilengkapi suasana khas alam.

Pemandangan di sekitar penderasan hampir selalu diliputi oleh kabut tipis. Suara air jatuhan Curug Citambur terdengar berdebum dengan begitu keras dan membahana. Suara air jatuhan yang demikian keras itulah yang menciptakan Curug Citambur terasa berbeda ketimbang penderasan lain.

Sesekali terdengar pula suara kicauan burung kutilang di antara deburan air, seakan kian memperkaya simponi bunyi alam di sekitar tempat itu. Sejumlah pengunjung gerojokan ini menuturkan, pesona Curug Citambur memang terletak pada suasananya yang sangat alami.

Keeksotisan itulah yang menunjukkan suasana berbeda di antara daerah-daerah wisata lain. Kondisi “alam perawan” itu bahkan tak urung menghadirkan pula suasana mistis di antara debur-debur Curug Citambur.


    Mitos

Mengenai kenapa teladas tersebut berjulukan Citambur, ada dua versi. Yang pertama berasal dari bunyi air jatuhan dari teladas yang jatuh ke bak di bawahnya terdengar “berdebum” dalam irama tertentu layaknya mirip tambur yang sedang ditabuh.

Saat itu volume air terjun yang jatuh itu jauh lebih besar dari kini. Dan kolamnya juga cukup luas. Sehingga, bunyi jatuhnya air menjadikan bunyi seperti alat musik tabuh yang dipukul berulang-ulang setiap kali air jatuh menimpa kolam.

Versi kedua asal permintaan nama Citambur ini bekerjasama dengan sesuatu yang lebih erat dengan mitos yang berkembang di tengah masyarakat. Menurut dongeng, konon lokasi curug tersebut dulu termasuk wilayah Kerajaan Tanjung Anginan dengan penguasa berjulukan Prabu Tanjung Anginan.

Warga sekitar meyakini kerikil berbentuk dingklik itu sebagai kawasan duduk raja. Batu tersebut terdapat disebuah bukit yang berbentuk kuda. Konon, hal itu pula yang mendatangkan nama Pasir Kuda. Sebab, pasir di dalam bahasa Sunda berarti bukit atau gunung kecil.

Ketika Kerajaan Tanjung Anginan tersebut bangun, sang raja kerap mandi di curug itu. Setiap kali sang raja akan mandi ke curug tersebut, dia selalu diiringi oleh rombongan kerajaan. Sepanjang perjalanan, rombongan kerajaan yang mengiringi sang raja selalu dilengkapi dengan bunyi tetabuhan dari tambur yang ditabuh para pengawal.

Suaranya terdengar berdebum. Suara berdebumnya alat musik tabuh itu terdengar hingga jarak yang cukup jauh. Sehingga warga dapat mengenali bahwa jikalau terdengar suara tambur yang berdebum itu, artinya rombongan raja sedang menuju curug.

Sejak itulah, warga Pasir Kuda dan sekitarnya lantas menyebut riam itu sebagai Curug Citambur. Namun, versi kedua ini hingga kini lebih merupakan mitos semata. Sulit dibuktikan akan kebenarannya. Di dalam buku-buku sejarah yang ada pun nama Kerajaan Tanjung Anginan tidak dikenal.

Sehingga, tidak dapat dipastikan apakah di daerah Cianjur memang benar-benar pernah ada sebuah kerajaan bertajuk Kerajaan Tanjung Anginan. Mungkin, keberadaan Kerajaan Tanjung Anginan hanyalah sebuah legenda.

Di Curug Citambur sesekali ada orang yang datang untuk bersemedi sebagai sarana untuk mendapatkan hajat yang mereka inginkan. Mereka yang tiba untuk bersemedi itu sepertinya beranggapan bahwa di curug itu ada kekuatan supranatural. Ini satu hal lagi yang menciptakan curug ini menjadi lekat dengan mitos.


Tips Mengunjungi Curug Citambur

  • Pemandangan terbaik dari Curug Citambur yakni saat musim hujan. Pepohonan dan rerumputan tumbuh subur membentang mirip karpet hijau. Namun jangan datang ketika hujan.

  • Waktu terbaik mengunjungi Curug Citambur adalah pagi hari. Dan pastikan anda keluar dari lokasi wisata ini sebelum matahari karam.

  • Jangan mandi di bawah gerojokan karena debit air cukup deras dan tingginya mencapai 100 – 120 meter ini akan menciptakan badan anda sakit terkena hempasan air.

  • Berhati – hatilah karena jalanan di sini selalu basah dan licin. Serta teladas ini berada di daerah yang banyak tebingnya.

  • Memakai sepatu beralas berangasan agar anda mampu melewati tebing – tebing sekitar jeram yang ada dengan mudah.

  • Membawa baju ganti. Karena walaupun tidak berenang baju anda akan tetap basah terkena percikan air.

Objek Wisata Dekat Curug Citambur

Wisata Curug Citambur bukanlah satu-satunya wisata yang elok dan patut untuk dikunjungi di Bandung. Ada banyak obyek wisata lainnya di Bandung yang juga mampu menjadi alternatif wisata, antara lain: Trans Studio Bandung, Kampung Gajah Wonderland, The Lodge Maribaya, Dago Dream Park dan lainnya.

The Lodge Maribaya menawarkan berbagai hal pada pengunjung. Disini pengunjung mampu melaksanakan banyak sekali akitivitas mirip camping, trekking mengelilingi area hutan pinus yang indah, program gathering dan team building, atau bahkan hanya sekedar refreshing menikmati masakan. Terdapat juga berbagai wahana yang instagramable.

Area Dago Dream Park cukup luas, dengan kontur berbukit. Suasana alami di tempat ini terjaga sehingga terasa lebih fresh. Banyaknya pilihan wahana, spot berfoto, dan juga fasilitas yang ada tentunya bakal mampu memanjakan liburan anda sekeluarga.

Bagaimana, tertarik untuk berkunjung ke sini? Silahkan share pengalamannya di kolom komentar ya.