Melepas Penat di Taman Hutan Raya Ir. Djuanda Bandung
Kota Bandung dikenal sebagai satu di antara destinasi wisata belanja dan masakan favorit di Pulau Jawa. Tak heran jika kota berjuluk Paris Van Java ini selalu dipadati wisatawan menjelang simpulan pekan.
Bagi yang merasa bosan dengan hingar bingar kota, Bandung juga menawarkan bermacam-macam destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Satu di antaranya adalah Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Tahura Djuanda). Taman yang dibangun untuk menghormati tokoh Jawa Barat, Ir. H. Raden Djoeanda Kartawijaya, Perdana Menteri Indonesia ke-10 ini sudah ada sejak abad penjajahan Belanda di tahun 1912 silam.
Berlokasi di daerah Hutan Lindung Pulosari, Tahura Djuanda menunjukkan nuansa alami hutan lengkap dengan sejumlah objek wisata alam yang sedap dipandang. Berikut yaitu objek wisata di Tahura Djuanda:
- Gua Belanda
![]() |
https://www.tokopedia.com |
Sekitar 500 meter dari pintu masuk Tahura Djuanda, anda akan menemui Gua Belanda. Gua yang dibuat oleh pemerintah kolonial Belanda ini berupa terowongan yang mulanya berfungsi untuk menampung air Sungai Cikapundung.
Dahulu gua ini digunakan oleh sebuah perusahaan milik Belanda untuk membangkitkan listrik tenaga air. Namun karena lokasinya yang tersembunyi di tengah hutan, pemerintah kolonial Belanda memakai gua ini sebagai benteng dukungan.
- Gua Jepang
![]() |
https://travelspromo.com |
Tak jauh dari Gua Belanda, anda akan menemukan Gua Jepang. Seperti namanya, gua ini didirikan oleh Militer Jepang sebagai benteng pemberian.
Anda akan menemui sejumlah 18 bunker yang konon dibangun oleh masyarakat setempat dengan sistem kerja paksa. Di sana anda akan melihat beberapa ruangan seperti ruang pertemuan, ruang pengintaian, ruang penembakan sampai ruang penyiksaan.
- Tebing Keraton
![]() |
Fotonya @ viskrenus |
Tebing yang berada di ketinggian 1200 MDPL ini cukup populer di jagat social media. Dari tebing ini anda bisa melihat hijaunya hutan lebat yang diselimuti kabut tipis.
Tebing ini juga menjadi lokasi terbaik menikmati sunset dan sunrise dari Tahura Djuanda.
Tak sedikit pulau yang menjuluki Tebing Keraton sebagai bukit Instagram karena banyak yang mengambil foto di tebing ini dan membagikannya di Instagram.
- Curug Omas
![]() |
@indra_lg |
Air terjun setinggi 30 meter ini merupakan titik pertemuan sungai Cikawari dan sungai Cigulun.
Di areal Curug Omas juga terdapat sejumlah air terjun lain yakni Curug Cigulung, Curug Cikawari, dan Curug Cikoleang yang masing masing memiliki ketinggian 15 m, 14 m, dan 16 m.
- Curug Dago
![]() |
kimung003 |
Air terjun setinggi 12 meter ini terletak di ketinggian 800 MDPL. Curug Dago terbentuk dari sisa anutan lava gunung Tangkuban Perahu pada 48 ribu tahun silam.
Curug ini kental akan nuansa sejarah, hal itu terlihat dari dua prasasti peninggalan raja Siam (sekarang Thailand) yang pernah mengunjungi areal ini, ialah Prasasti Chululangkom dan Prasasti Pradjathipok yang ditulis memakai aksara Thailand.
Tahura Djuanda ditumbuhi oleh beragam flora antara lain pohon Pinus, Kaliandra dan Bambu. Hutan ini juga dihuni oleh sejumlah fauna endemik mirip Musang, Tupai, Kera, Burung Kepodang, dan Ayam Hutan.
Menuju Tahura Djuanda cukup gampang dijangkau menggunakan transportasi umum dan eksklusif. Bagi anda yang ingin menggunakan bus, anda bisa berangkat dari Terminal Dago yang berjarak cukup akrab dari Tahura Djuanda, yakni sekitar 2 km.
Untuk masuk ke areal Tahura Djuanda, anda dikenakan tarif sebesar Rp. 12.000 (lokal) dan Rp. 75.000 (wisatawan abnormal). Tahura Djuanda dibuka mulai pukul 08.00 wib sampai 18.00 wib.